Tuesday, December 10, 2024

The Figure Named Target Panic

Salah satu kutipan yang menarik dari artikel yang ditulis oleh Karim Bashir dalam kolom features pada situs worldarchery.sport yang berjudul Archery’s scariest taboo: The mystery of ‘target panic’

“The target doesn’t do anything to you!”

“So why is it called ‘target panic’?”


Itu dia pertanyaannya, si target hanya berdiri diam di tempatnya, jauh dari posisi kita berdiri, tidak melotot ataupun julid melihat kita, jadiii... kenapa disebut target panic? 😖

Cuussshhh berangkat kitah, karena penasaran akhirnya bertanya juga ke mbah google, dan referensi yang didapat salah satunya dari paman Wikipedia.

“Kepanikan target adalah kondisi psikologis dan mungkin neurologis yang dialami oleh banyak pemanah , baik yang kompetitif maupun rekreasi. Kondisi ini terwujud dalam berbagai cara, yang memengaruhi kemampuan pemanah untuk menembak dengan percaya diri dan akurat.”

Tidak bermaksud mengajari atau merasa paling tahu tentang hal ini, justru membahas tentang “sosok” ini saya dalam kondisi “luka-luka” bergelut dengan si target panic. Tulisan ini dibuat sebagai pengingat dan sharing tentang kondisi yang mungkin hampir semua pemanah pernah alami, setidaknya salah satu dari beberapa gejala target panic.

Dan berikut ini tiga gejala utama target panic versi paman Wikipedia:

1. Premature Anchor

Kondisi dimana pemanah kesulitan mencapai posisi anchor yang seharusnya, busur serasa sangat berat dan sulit saat akan anchoring.

2. Premature Hold

Posisi dimana pemanah seperti terkunci, seakan-akan ada dinding besar yang menghalangi saat kita mencoba aiming, menyelaraskan anak panah dengan target.

3.    Premature Release

Yang ini tanpa harus dijelaskan mungkin sudah pada paham, release terlalu cepat, kondisi ketidakmampuan mencapai full draw saat release anak panah.


Pembahasan tentang bab si Target Panic ini mungkin jadi salah satu tulisan yang cukup panjang, karena saya mencoba berbagi sekaligus “mengobati” diri sendiri. Dan dalam perkembangannya bakal meng-update kembali ditulisan-tulisan selanjutnya.

 Sebagai penutup sebuah quote yang menginspirasi dari salah satu Cikgu saya.

“Daripada kita bilang atau melabel diri saya target panik... mending lupakan pikiran itu, dan fokus ke bagaimana semestinya shotcycle dilakukan”

bersambung ya gaes.. part II (the figure named target panic part ii)

Semoga bermanfaat 😁

 

No comments:

Post a Comment