The Story Of Uwu - Part II
Tau dong si Uwu, yang kemaren terinspirasi itu lho. Lagi mulai belajar panahan jadi pemula yang mula-mula banget itu lho. Nah udah inget ya? Iya, si Uwu mulai rutin memanah. Pagi, siang, sore, kadang keterusan sampe malem. Hari biasa, hari kerja, hari sekolah, hari libur, latihan terus. Tanggal merah, tanggal item, tanggal ijo, tanggal biru luntur.. pokoknya gass terus!
Segitu banyaknya waktu yang diinvestasikan Uwu untuk memanah, dirinya selalu merasa kurang latihan. Kok diriku tak sebanyak dirimu dan dirinya latihan nya ya? Padahal, si Uwu mulai terasa menghilang di lingkungan nya dan di kegiatan-kegiatan lainnya. Aduh gimana ini. Tentu saja akhirnya ini menjadi perbincangan teman-teman dan kerabat Uwu. Keluarga pun mulai merasakan efek ini.
Wu, Uwu.. kok kamu sekarang makin jarang kerumah nenek? Sibuk banget apa Wu?
Hey Wu, Uwu.. kok kamu sekarang jarang kumpul di arisan ke-erte-an lagi sih Wu?
Wu, Uwu.. kok kamu sekarang jarang nongol haha-hihi sama kita-kita Wu?
....segudang pertanyaan membanjiri.
Selain menghilang, Uwu juga selalu terlihat kelelahan berkepanjangan. Sepanjang hari Uwu terlihat seperti kehabisan energi. Uwu tak lagi ceria. Sedih ya? =(
Apakah ada yang salah dengan panahan? Atau ada yang salah dengan Uwu?
....Uwu merenungi kesehariannya.
Suatu hari, Uwu diajak oleh teman-temannya.
Wu, yuk kita ikut acara sharing Prof Fufufafa. Katanya, beliau pemikiran nya mendalam dengan penyampaian yang ringan. Yuk Wu!
Ah.. malas sekali Uwu beranjak. Tak bergairah... Baiklah, barangkali Uwu akan mendapat pencerahan.
Uwu duduk di pojok kanan deretan belakang, membuka catatan dan alat tulisnya.
"Baiklah, aku akan mendengarkan dengan seksama....", gumam Uwu.
The Jar Of Life [Bejana Kehidupan] - Sebuah saduran bebas dari internet
"Ketika kehidupan begitu menghantam diri ini.
Ketika badai pikiran begitu berkecamuk didalam diri ini.
Maka berjalanlah melampaui awan badai sehingga langit yang jernih jelas terlihat."
Seorang professor filosofi, berdiri didepan kelasnya dengan membawa benda-benda sebagai bahan presentasi nya.
Ketika kelas telah dimulai, dia mengambil sebuah toples kaca dan diletakkan diatas meja. Kemudian dia mulai memasukkan bola-bola golf kedalam toples tersebut.
"Penuh prof!"
Kemudian selanjutnya dia mulai mengambil segenggam kerikil, kemudian dituangkan kerikil tersebut kedalam toples tadi. Setelah digoyang-goyang sedikit, segera kerikil tersebut mengisi ruang-ruang diantara bola-bola golf didalam toples tersebut.
"Penuh prof!!" semangat sekali mereka menjawab.
Dan lagi-lagi, profesor mengambil benda lain. Kali ini dia mengambil segenggam pasir, kemudian dimasukkan kedalam toples, mengisi semua ruang yang tersisa.
"Iya sih kayaknya prof!" terdengar serempak jawaban para audience.
Kemudian lagi, professor mengambil secangkir kopi, dan dituangkan kopi tersebut kedalam toples. Semua orang tertawa.
Beberapa saat kemudian, suara tawa mulai mereda.
"Nah, sekarang... " kata professor tersebut.
"Ketahuilah bahwa toples ini ibarat kehidupan dan keseharian mu. Bola golf itu adalah hal-hal yang sangat penting yang memenuhi kehidupanmu. Keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan passionmu. Ketika semua hal lain diambil darimu, dan hanya mereka yang tersisa, hidupmu masih akan tetap penuh. Kerikil-kerikil adalah hal-hal lain yang berharga seperti pekerjaanmu, rumah, mobil atau hal-hal lain yang juga penting. Sedangkan pasir, adalah hal-hal kecil lain nya yang remeh temeh, contoh seperti, ma-bar, netflix, sosmed dan segudang hal kecil lainnya"
"Jika kamu menghabiskan waktu dan energi untuk hal-hal kecil, maka hal-hal penting lain nya akan semakin kekurangan tempat karena wadahmu telah penuh. Toples yang telah terisi pasir terlebih dahulu tidak akan bisa menampung seluruh bola golf karena telah mengambil ruang yang ada. Prioritas adalah kunci. Kerjakan hal-hal penting terlebih dahulu, dan sisanya adalah pasir. Habiskan waktumu bersama orang-orang yang kau sayangi karena waktu akan selalu tersedia untuk membersihkan rumah atau menyapu halaman"
......
......
......
Suara professor semakin mengecil.
Uwu menatap catatan nya.
Ternyata begitu ya.. Aku harus mengerjakan bola-bola golf ku dulu, baru kemudian memikirkan, dimana letak panahan dalam kehidupanku. Sebagai bola golf kah? Atau hanya sebagai debu? Ketika bola golfku telah selesai ditunaikan semua, tentu saja tak akan lagi ada protes-protes tentang aku yang menghilang.
Ternyata begitu ya.. Aku harus mengerjakan bola-bola golf ku dulu, baru kemudian memikirkan, dimana letak panahan dalam kehidupanku. Sebagai bola golf kah? Atau hanya sebagai debu? Ketika bola golfku telah selesai ditunaikan semua, tentu saja tak akan lagi ada protes-protes tentang aku yang menghilang.
Ketika aku tak bisa latihan panahan karena sedang mengerjakan bola golfku, tentu saja aku tak boleh bersedih.. karena memang itulah hal terpenting dalam hidupku.
Ketika aku hanya bisa memanah 2, 3 atau 4 kali dalam seminggu, barangkali itulah jatah panahan dalam toplesku. Aku hanya perlu menyesuaikan tujuan dan harapanku. Goal setting klo bahasa kekiniannya.
Tentu saja selanjutnya adalah menyesuaikan jadwal harianku. Mau kuletakkan dimana porsi latihanku diantara bola-bola golfku? Hmmm...
Uwu merenung.
Dan, penutupan dari prof tadi... pikir Uwu, sesibuk apapun seseorang, akan selalu ada waktu untuk sekedar berkumpul menikmati secangkir kopi bersama sahabat-sahabat tercinta.
Uwu tak lagi menghilang.
Uwu tak lagi merasa selalu kurang latihan.
Dan Uwu tak lagi selalu kehabisan energi.
No comments:
Post a Comment